Rabu, 20 Oktober 2010

Cerita Cinta 100 Hari

Cermati cerita di bawah ini:



Pada suatu hari Joko dan Susi sedang duduk bersama di taman kampus tanpa melakukan apapun, hanya memandang langit sementara sahabat-sahabat mereka sedang asyik bercanda ria dengan kekasih mereka masing-masing.

Susi: ‘Duh bosen banget. Aku harap aku juga punya pacar yang bisa berbagi waktu denganku.’

Joko: ‘kayaknya cuma tinggal kita berdua deh yang jomblo. cuma kita berdua saja yang tidak punya pasangan sekarang.’ (keduanya mengeluh dan berdiam beberapa saat)

Susi: ‘Kayaknya aku ada ide bagus deh. kita adakan permainan yuk?’
Joko: ‘Eh? permainan apaan?’

Susi: ‘Eng… gampang sih permainannya. Kamu jadi pacarku dan aku jadi pacarmu tapi hanya untuk 100 hari saja. gimana menurutmu?’
Joko: ‘baiklah… lagian aku juga gak ada rencana apa-apa untuk beberapa bulan ke depan.’

Susi: ‘Kok kayaknya kamu gak terlalu niat ya… semangat dong! hari ini akan jadi hari pertama kita kencan. Mau jalan-jalan kemana nih?’
Joko: ‘Gimana kalo kita nonton saja? Kalo gak salah film The Troy lagi maen deh. katanya film itu bagus’

Susi: ‘OK dech…. Yuk kita pergi sekarang…. ntar pulang nonton kita ke karaoke ya… ajak aja adik kamu sama pacarnya biar seru.’
Joko : ‘Boleh juga…’
(mereka pun pergi nonton, berkaraoke dan Joko mengantarkan Susi pulang malam harinya)

Hari ke 2:
Joko dan Susi menghabiskan waktu untuk ngobrol dan bercanda di kafe, suasana kafe yang remang-remang dan alunan musik yang syahdu membawa hati mereka pada situasi yang romantis. Sebelum pulang Joko membeli sebuah kalung perak berliontin bintang untuk Susi.

Hari ke 3:
Mereka pergi ke pusat perbelanjaan untuk mencari kado untuk seorang sahabat Joko. Setelah lelah berkeliling pusat perbelanjaan, mereka memutuskan membeli sebuah miniatur mobil mini. Setelah itu mereka beristirahat duduk di foodcourt, makan satu potong kue dan satu gelas jus berdua dan mulai berpegangan tangan untuk pertama kJokonya.

Hari ke 8:
Bermain bowling dengan teman-teman Joko. Tangan Susi terasa sakit karena tidak pernah bermain bowling sebelumnya. Joko memijit-mijit tangan Susi dengan lembut.

Hari ke 20:
Joko mengajak Susi makan malam di Ancol Bay. Bulan sudah menampakkan diri, langit yang cerah menghamparkan ribuan bintang dalam pelukannya.

Mereka duduk menunggu makanan, sambil menikmati suara desir angin berpadu dengan suara gelombang bergulung di pantai. SekJoko lagi Susi memandang langit, dan melihat bintang jatuh. Dia mengucapkan suatu permintaan dalam hatinya.

Hari ke 52:
Joko berulang tahun. Susi membuatkan kue ulang tahun untuk Joko. Bukan kue buatannya yang pertama, tapi kasih sayang yang mulai timbul dalam hatinya membuat kue buatannya itu menjadi yang terbaik. Joko terharu menerima kue itu, dan dia mengucapkan suatu harapan saat meniup lilin ulang tahunnya.

Hari ke 67:
Menghabiskan waktu di Dufan. Naik hJokolintar, makan es krim bersama, dan mengunjungi stand permainan. Joko menghadiahkan sebuah boneka teddy bear untuk Susi, dan Susi membelikan sebuah pulpen untuk Joko.

Hari ke 77:
Pergi Ke PRJ. Melihat meriahnya pameran lampion dari negeri China. Susi penasaran untuk mengunjungi salah satu tenda peramal. Sang peramal hanya mengatakan ‘Hargai waktumu bersamanya mulai sekarang’. Kemudian peramal itu meneteskan air mata.

Hari ke 87:
Joko mengusulkan agar mereka refreshing ke pantai. Pantai Anyer sangat sepi karena bukan waktunya liburan bagi orang lain. Mereka melepaskan sandal dan berjalan sepanjang pantai sambil berpegangan tangan,merasakan lembutnya pasir dan dinginnya air laut menghempas kaki mereka.
Matahari terbenam, dan mereka berpelukan seakan tidak ingin berpisah lagi.

Hari ke 99:
Joko memutuskan agar mereka menjalani hari ini dengan santai dan sederhana.
Mereka berkeliling kota dan akhirnya duduk di sebuah taman kota.

15:20 pm
Susi: ‘Aku haus. Istirahat dulu yuk sebentar. ‘
Joko: ‘Tunggu disini, aku beli minuman dulu. Aku mau teh botol saja. Kamu mau minum apa?’
Susi: ‘Aku saja yang beli. kamu kan capek sudah menyetir keliling kota hari ini. Sebentar ya’
Joko mengangguk. kakinya memang pegal sekJoko karena dimana-mana Jakarta selalu macet.

15:30 pm
Joko sudah menunggu selama 10 menit and Susi belum kembJoko juga.
Tiba-tiba seseorang yang tak dikenal berlari menghampirinya dengan wajah panik.
Joko : ‘Ada apa pak?’
Orang asing: ‘Ada seorang perempuan ditabrak mobil. Kayaknya perempuan itu adalah temanmu’

Joko segera berlari bersama dengan orang asing itu. Disana, di atas aspal yang panas terjemur terik matahari siang, tergeletak tubuh Susi bersimbah darah, masih memegang botol minumannya. Joko segera melarikan mobilnya membawa Susi ke rumah sakit terdekat. Joko duduk diluar ruang gawat darurat selama 8 jam 10 menit. Seorang dokter keluar dengan wajah penuh penyesalan.

23:53 pm
Dokter: ‘Maaf, tapi kami sudah mencoba melakukan yang terbaik. Dia masih bernafas sekarang tapi Yang kuasa akan segera menjemput. Kami menemukan surat ini dalam kantung bajunya.’

Dokter memberikan surat yang terkena percikan darah kepada Joko dan dia segera masuk ke dalam kamar rawat untuk melihat Susi. Wajahnya pucat tetapi terlihat damai. Joko duduk disamping pembaringan Susi dan menggenggam tangan Susi dengan erat.

Untuk pertama kJoko dalam hidupnya Joko merasakan torehan luka yang sangat dalam di hatinya. Butiran air mata mengJokor dari kedua belah matanya. Kemudian dia mulai membaca surat yang telah ditulis Susi untuknya.

Surat Untuk Joko
Dear Joko…

ke 100 hari kita sudah hampir berakhir. Aku menikmati hari-hari yang kulalui bersamamu. Walaupun kadang-kadang kamu jutek dan tidak bisa ditebak, tapi semua hal ini telah membawa kebahagiaan dalam hidupku. Aku sudah menyadari bahwa kau adalah pria yang berharga dalam hidupku. Aku menyesal tidak pernah berusaha untuk mengenalmu lebih dalam lagi sebelumnya. Sekarang aku tidak meminta apa-apa, hanya berharap kita bisa memperpanjang hari-hari kebersamaan kita. Sama seperti yang kuucapkan pada bintang jatuh malam itu di pantai, Aku ingin kau menjadi cinta sejati dalam hidupku. Aku ingin menjadi kekasihmu selamanya dan berharap kau juga bisa berada disisiku seumur hidupku. Joko, aku sangat sayang padamu.


23:58
Joko: ‘Susi, apakah kau tahu harapan apa yang kuucapkan dalam hati saat meniup lilin ulang tahunku? Aku pun berdoa agar Tuhan mengijinkan kita bersama-sama selamanya. Susi, kau tidak bisa meninggalkanku! Jari yang kita lalui baru berjumlah 99 hari! Kamu harus bangun dan kita akan melewati puluhan ribu hari bersama-sama! Aku juga sayang padamu, Susi. Jangan tinggalkan aku, jangan biarkan aku kesepian! Susi, I Love You…!’



http://wahw33d.blogspot.com/2010/08/kisah-100-hari-saja.htmlhttp://www.kaskus.us/showthread.php?t=4824656




Related Posts by Categories









0 komentar:

Posting Komentar

Selamat Berkomentar :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...